Download Buletin Kiswah Edisi 02 Shafar 1436 H

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNL5D_PFUSFtoDKWrk5U7iTPyMHnKN0AbGCpJnx7ANm86cqVap44evVFvtrFL15B1UOhHqO85ZRQWTMaC4TpwEk6Y5nAvzk5xOhjA96e_kFW-YILTPRIRReLQZjtnPthwPz9h2U74PZmxn/s1600/sampul.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNL5D_PFUSFtoDKWrk5U7iTPyMHnKN0AbGCpJnx7ANm86cqVap44evVFvtrFL15B1UOhHqO85ZRQWTMaC4TpwEk6Y5nAvzk5xOhjA96e_kFW-YILTPRIRReLQZjtnPthwPz9h2U74PZmxn/s1600/sampul.jpg" width="225" /></a></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /></div> <br /> Sajian Buletin Kiswah Edisi 02 | Shafar 1436 H<br /> <ul> <li>Topik Utama: <b>Meluruskan Slogan 'Kembali ke Al-Quran dan Hadis'</b></li> <li>Aqidatuna: <b>Kenapa Takut Bid'ah [?] (Bag. 2)</b></li> <li>Bahtsul Masail: <b>Membuat 'Polisi Tidur'</b></li> <li>Album Kegiatan: <b>Delegasi Fatayat NU Pakong Ukir Prestasi</b></li> <li><b> </b>Album Kegiatan: <b>Sosialisasikn Isi Buletin ke Masyarakat Awam</b></li> </ul> Silahkan Download GRATIS<br /> <center> <a href="http://dstats.net/download/http://www.solidfiles.com/d/9da90ca394/Buletin_Kiswah_Edisi_02_Shafar_1436.pdf"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj50HzIffRTIH5iRjkcewI8uK0ZiTMSTI8oBqPedfsCDZG7FxCRUdiy0HukKiuzUZZZA3Lb00TGbAMBchrmz2Caa1dUvPnET2OUjmbMVE7BpgsCduhh2lkdALaNT6D4uq1CechLeX2yAfnF/s1600/download+sumberpandan.com.png" /></a> 5,8 MB | Didownload:<a href="http://dstats.net/download/http://www.solidfiles.com/d/9da90ca394/Buletin_Kiswah_Edisi_02_Shafar_1436.pdf"></a> <script src="http://dstats.net/dstatsjs.php?file=http://www.solidfiles.com/d/9da90ca394/Buletin_Kiswah_Edisi_02_Shafar_1436.pdf" type="text/javascript"></script> <script type="text/javascript">document.write(dsCounter+' kali');</script></center> <br /> <br /> <i><b>Boleh dicetak dan disebarluaskan asal jangan merubah konten sedikit pun.</b></i> </div> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/12/download-buletin-kiswah-edisi-02-shafar.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Download Buletin Kiswah Edisi 02 Shafar 1436 H

Sajian Buletin Kiswah Edisi 02 | Shafar 1436 H Topik Utama: Meluruskan Slogan 'Kembali ke Al-Quran dan Hadis' Aqidatuna: ...

Baca selengkapnya »

Meluruskan Slogan “Kembali ke Al-Qur’an dan Hadis”

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <img border="0" height="157" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieVFv1iqVR6alMkiPO5-MnBNtplzYZLHhMKwl-DxS8YKTs8BtlSnOepW4pUh59e25mIgw7VOE0BxbZ9eJoZQZUutQmecXHyqyUFZbiuXv8xckXy6tNOWi0Ffg2IDqTEwWP5dll2UFkIncv/s1600/baca+quran.jpg" width="320" /></div> <br /> <span style="color: #999999;">Oleh: </span><b>ABDUL MUN'IM KHOLIL, Lc</b><span style="color: #999999;"> | Direktur Utama Aswaja NU Center Pakong</span><br /> <br /> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">“Ada yang salah dengan sistem pendidikan agama di pesantren-pesantren, mushalla dan masjid. Karena di sana Al-Qur’an dan Hadis tak dijadikan kajian/materi utama. Lembaga-lembaga pendidikan di Nusantara telah salah langkah dan tak ada yang menyadarinya hingga berlangsung selama berabad-abad” ungkapan semacam ini sering kita dengar dari kalangan modernis maupun Salafi-Wahhabi. </span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Mirip dengan ucapan kaum Khawarij di masa silam “Tak ada hukum yang bisa diterima selain hukum Allah”, yang kemudian direspon oleh sayyidina Ali sebagai <i>kalimatu haqqin urida biha al-bathil</i> (kalimat benar tapi dipergunakan secara salah). Sebab, Khawarij menggunakan kalimat ini sebagai senjata ampuh untuk menyalahkan semua pihak yang tidak sepaham dengan kelompoknya.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Kaum modernis dan Salafi-Wahhabi menganggap bahwa terlalu menyibukkan diri dengan materi fikih, ilmu kalam, gramatika bahasa Arab dll. berarti sengaja melupakan Al-Qur’an dan Hadis. Kesimpulan semacam ini, terlalu gegabah dan memuat banyak kerancuan: diantaranya ada stigma bahwa ilmu-ilmu Islam tak bersifat integral dan terpisah antara satu disiplin ilmu dengan yang lainnya. Kedua, adanya praduga bahwa ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara telah sengaja ingin menjauhkan kaum Muslimin dari Al-Qur’an dan Hadis sebagai dua sumber utama ilmu pengetahuan Islam.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Maka di sini perlu dijernihkan: disiplin-disiplin ilmu Islam bersifat integral dan tak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Meski memang ada hierarki ilmu pengetahuan. Tapi mayoritas ulama sepakat bahwa bermacam disiplin ilmu Islam saling melengkapi. Tak ada yang boleh meng‘anak tiri’kan salah satu ilmu pengetahuan Islam. Ibn Khaldun memang membagi ilmu menjadi dua: ada ilmu alat (seperti gramatika bahasa) dan ilmu <i>maqshud bidzat </i>(ilmu yang menjadi tujuan: seperti ilmu syariat yang meliputi Tafsir, Hadis, Fikih, ilmu kalam dst), namun semata karena mempertimbangkan obyek pendidikan. Tanpa berniat ingin memberi garis pemisah antara satu ilmu dengan yang lainnya.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Dalam perspektif sarjana Muslim, semua ilmu penting dan harus didalami secara serius. Seorang pelajar/santri yang berpikir bijak akan mempelajari semua disiplin ilmu Islam tanpa membedakan antara ilmu yang berfungsi sebagai alat pengantar atau ilmu tujuan. </span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Persoalannya kemudian, dari mana sebaiknya anak didik memulai petualangan ilmiahnya? Dalam catatan kitab Mukaddimah-nya, Ibn Khaldun menyimpulkan bahwa setiap kawasan dan daerah memiliki tradisi dan budaya pendidikannya sendiri. Tak ada keseragaman dalam manajemen pendidikan yang diterapkan karena disesuaikan dengan tuntutan masa dan lokalitas. Namun semua negara Islam menerapkan pelajaran membaca Al-Qur’an sebagai langkah instrumental bagi anak didik.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Di Barat Islam (meliputi Tunisia, Maroko, Aljazair, Libya dan sekitarnya), menurut catatan Ibn Khaldun, santri pemula akan difokuskan hanya belajar membaca dan menulis Al-Qur’an sekaligus menghafalnya. Tanpa ada tambahan materi hadis, fikih, sastra dan syair. Akibatnya, peserta didik banyak yang terputus aksesnya ke ilmu-ilmu tadi karena tak mempersiapkan ilmu alat.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Di kawasan Andalusi-Spanyol dan sekitarnya tatkala masih di bawah imperium Islam, peserta didik akan diajari materi lain selain Al-Qur’an, seperti sastra dan syair Arab, hingga gramatika bahas Arab. Sehingga ketika menginjak remaja, seorang anak memiliki kesiapan bakat untuk mendalami berbagai disiplin ilmu Islam. Sementara di kawasan Afrika (seperti kawasan Muritania dan yang berkulit hitam), biasanya pelajaran Al-Qur’an akan diselingi menghafal hadis. Tak jauh dari tradisi yang berlangsung di Andalusia. Di Timur Islam (kawasan Timur-tengah dan Mesir) sendiri, Al-Qur’an dipelajari sekaligus mempelajari dan mengembangkan katangkasan dasar-dasar ilmu yang bisa membantunya berkembang di masa depan.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Di Nusantara (meliputi Indonesia, Malaysia, Pattani-Thailand dan beberapa komunitas Muslim Asia Tenggara), tradisi yang sudah mengakar semenjak masa para sunan adalah memulai dengan mengaji Al-Qur’an [dengan atau tanpa] menghafalnya, kemudian dilanjutkan dengan dasar ilmu fikih dan praktek shalat, hingga berlanjut pada pelajaran gramatika bahasa, pemantapan akidah melalui ilmu kalam dst. Karena mempertimbangkan konteks masyarakat Nusantara yang memiliki bahasa sendiri, dan Al-Qur’an yang memakai bahasa Arab, maka ulama Nusantara secara masif menganjurkan anak didik mendalami gramatika bahasa agar memiliki <i>malakah</i> (kesiapan bakat) untuk mengkaji Al-Qur’an dan Hadis lebih mendalam. </span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Jadi, anggapan Salafi-Wahhabi bahwa ulama Nusantara sengaja mengajarkan secara masif materi fikih dan ilmu kalam agar umat Islam semakin menjauh dari Islam, adalah mengada-ada, sikap buruk sangka, dan rasa iri terhadap perjuangan ulama dan pengaruhnya di tengah masyarakat. Mustahil, para ulama menggiring masyarakatnya agar menjauh dari Al-Qur’an dan Hadis.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Jika ditanya: lantas kenapa para ulama sangat gemar sekali mengkaji materi Nahwu-Shorof (gramatika bahasa Arab), fikih dan ilmu kalam? seakan mereka melupakan sumber aslinya. Jawabnya, karena materi-materi selain Al-Qur’an dan Hadis lebih mudah dipahami bagi pemula. Ibaratnya, materi selain Al-Qur’an dan Hadis adalah menu siap saji. Sementara Al-Qur’an adalah <i>bahrun la sahila lahu</i> (samudera tak bertepi) yang hanya bisa dipelajari langsung oleh para ulama yang <i>rasikh</i> (mapan dan mantap karena sudah melengkapi perangkat ilmu yang dibutuhkan). [lihat QS. Luqman: 27 atau QS. Al-Kahfi: 109] <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Adalah kecerobohan, jika setiap pelajar apalagi orang awam diajak kembali pada Al-Qur’an sebelum mendalami materi yang semestinya. Setiap jenjang pendidikan membutuhkan “proses” yang tak sebentar. Semua ada waktunya, orang yang terburu-buru tak akan mendapat apa-apa. Dalam kajian Ulum Al-Qur’an dijelaskan langkah-langkah yang perlu ditempuh seseorang sebelum mengkaji Al-Qur’an agar tak <i>kelelep</i> atau tersesat: dia harus menguasai bahasa Al-Qur’an, mengenal sebab turunnya ayat, mengetahui ayat yang menghapus atau dihapus hukumnya namun tulisannya masih tetap ada, ayat <i>mutasyabihat</i> dan <i>muhkamat</i>, tahu cara menggali hukum dari ayat-ayat <i>ahkam</i>, bisa membedakan majaz dan hakikat dst.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Bahasa Al-Qur’an tidak lugu dan bisa dipahami secara naif. Ia bernilai sastra tinggi, selain sebagai kitab petunjuk (hidayah) tentunya. Mengingkari adanya majaz di dalam Al-Qur’an (seperti yang diyakini Ibn Taimiyah dan para pengagumnya dari kalangan Wahhabi) adalah pelecehan terhadap cita rasa sastrawi yang ada dalam Al-Qur’an, bahkan bisa mengantar pelakunya pada <i>tasybih</i> dan <i>tajsim</i> (baca: menyerupakan Allah dengan makhluk). <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;">   </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Tulisan ini adalah bentuk kritik atas Ibn Taimiyah dan para pengagumnya yang jauh-jauh hari sudah mengumandangkan adagium “Kembali ke Al-Qur’an dan Hadis”. Adagium ini mengilhami Kiai Sinwani —meski tak pernah menyebut nama Ibn Taimiyah secara terang-terangan dalam bukunya, <i>Panduan Islam dalam Logika</i>— untuk membagi ilmu Islam menjadi: hulu (Al-Qur’an-Hadis) dan hilir (ilmu selain keduanya), dan secara tegas menulis “ilmu keagamaan [selain hulu] bukan ilmu syariat” (Alfa-SA:2013).</span></div> <br /> <span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Dikotomi ilmu pengetahuan semacam itu hanya akan membuat seorang intelektual Muslim mengunggulkan sekaligus merendahkan satu ilmu dari ilmu yang lainnya. Padahal, kita semua sepakat bahwa muara setiap disiplin ilmu Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis. Para ulama yang menggagas ilmu fikih bersandar pada Al-Qur’an dan Hadis, demikian juga dengan ilmu kalam, sastra/pramasastra Arab, gramatika, tajwid, tafsir, tasawuf, ushul fikih, ulum al-qur’an, musthalah al-hadis dsb.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;">   </span></span> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/12/meluruskan-slogan-kembali-ke-al-quran.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Meluruskan Slogan “Kembali ke Al-Qur’an dan Hadis”

Oleh: ABDUL MUN'IM KHOLIL, Lc | Direktur Utama Aswaja NU Center Pakong “Ada yang salah dengan sistem pendidikan agama di pesantre...

Baca selengkapnya »

Kenapa Harus Takut Bid’ah [?] (Bag. 2)

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWVRKAvxDkXCIqo_24l6z0h1jomUbepZns_La6cwbExMb8miOthCOe1koWDF3GaAFlhb3ZOMlCwTCuH-06Mshoflat5rUZhRDo3SJMfN1Q6Rj3onDN20zhePe9oYfnWAzPfeWAvjurUAPA/s1600/kenapa+takut.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWVRKAvxDkXCIqo_24l6z0h1jomUbepZns_La6cwbExMb8miOthCOe1koWDF3GaAFlhb3ZOMlCwTCuH-06Mshoflat5rUZhRDo3SJMfN1Q6Rj3onDN20zhePe9oYfnWAzPfeWAvjurUAPA/s1600/kenapa+takut.jpg" width="320" /></a></div> <br /> <span style="color: #999999;">Oleh:</span> <b><a href="http://facebook.com/zuhud.net">Tâjuz Zuhud</a><span style="color: #666666;"> <span style="color: #999999;">| </span></span></b><span style="color: #999999;">Asisten Direktur Aswaja NU Center Pakong</span><br /> <br /> Salah satu jurus andalan kelompok di luar Ahlussunnah untuk menggilas amaliah keseharian warga Nahdhiyin adalah menganggap bid'ah setiap amaliah atau ibadah yang tidak disinggung dalam al-Quran maupun yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw dan ulama salaf as-salih. Anggapan ini merupakan perspektif yang buram dan perlu dijernihkan kembali.<br /> <br /> <b><span style="font-size: large;">Tidak Disebut Dalam al-Quran Bukan Berarti Bid’ah!</span></b><br /> Syaikh Yusuf Khatthar dalam kitabnya Mausu'ah al-Yusufiyah menjabarkan; meskipun tidak di sebut dalam al-Quran bukan berarti tergolong perbuatan bid’ah yang sesat, bisa jadi amaliah tersebut merupakan dispensasi dari Allah Swt. Sebagaimana sabda Nabi ;<br /> مَا أَحَلَّ اللهُ فِيْ كِتَابِهِ فَهُوَ حَلالٌ وَمَا حَرَّمَ اللهُ فَهُوَ حَرَامٌ وَمَا سَكَتَ عَنْهُ فَهُوَ عَفْوٌ فَاقْبَلُوا مِنَ اللهِ عَافِيَتُهُ فَإنَّ اللهَ لَمْ يَكُنْ ليَنْسَى شَيْئًا ثُمَّ تَلا "وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيَّا"<br /> <i>“Apa yang dihalalkan allah dalam kitabNya maka halal, apa yang diharamakan Allah maka haram, dan apa yang tidak dikomentarinya maka dispensasi. Maka terimalah dispensasi dariNya. Karena Allah tidak pernah lupa. –lalu beliau membaca ayat ini- “Dan tidaklah tuhanmu lupa”</i>. (HR. Baihaqi, Hakim, al-Bazzar dan at-Tabari)<br /> <br /> Dari hadis ini dapat dimengerti, tidak sedikit amal saleh yang bisa dilakukan di luar dalil al-Quran secara jelas dan terperinci.<br /> <br /> <b><span style="font-size: large;">Tidak Dilakukan Nabi Bukan Berarti Sesat!</span></b><br /> Pun demikian, tidak semua yang tidak dilakukan Nabi Saw langsung divonis bid'ah yang sesat. Tidak jarang beliau meninggalkan atau menolak sesuatu karena berbagai alasan manusiawi seperti ulasan berikut ini.<br /> <br /> <i><b>Tidak sesuai selera</b></i><br /> Seperti penolakan Nabi saat ditawari daging dhob (sejenis biawak). Kemudian Khalid bin Walid Ra. bertanya "Apakah hewan ini haram wahai Rasulullah?" kemudian Nabi Saw menjawab;<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">لَا وَلَكِنْ لَمْ يَكُنْ بِأَرْضِ قَوْمِي فَأَجِدُنِي أَعَافُهُ</span></div> <i>"Tidak, hanya saja binatang tersebut tidak ada di daerahku, aku merasa jijik padanya"</i> (HR. Bukhari dan Muslim)<br /> <br /> <i><b>Lupa [tidak sengaja]</b></i><br /> Ketika Nabi Saw lupa dalam salat dan ditanya "Apakah ada hukum baru dalam salat?" beliau menjawab;<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">إِنَّهُ لَوْ حَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَيْءٌ لَنَبَّأْتُكُمْ بِهِ وَلَكِنْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي</span></div> <i>"Sungguh andai ada hukum baru dalam salat akan aku beritahu kalian, namun aku hanyalah seorang manusia seperti kalian. Aku bisa lupa seperti kalian. Jika aku lupa maka ingatkanlah aku"</i> (HR. Bukhari dan Muslim)<br /> <br /> <i><b>Khawatir akan diwajibkan bagi umatnya</b></i><br /> Seperti Nabi Saw tidak keluar untuk salat tarawih pada malam ketiga atau keempat lalu pada pagi harinya beliau bersabda;<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">قَدْ رَأَيْتُ الَّذِى صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِى مِنَ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلاَّ أَنِّى خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ</span></div> <i>"Sungguh aku telah mengetahui apa yang kalian lakukan dan tidak ada yang menghalangiku untuk keluar bersama kalian. Hanya saja aku khawatir akan diwajibkannya atas kalian"</i> (HR. Bukhari dan Muslim)<br /> <br /> Juga, sengaja meninggalkannya Nabi Saw terhadap salat sunah setelah Asar di masjid, sebagaimana dijelaskan oleh istri kesayangan beliau, Sayyidah Aisyah Ra  yang dikutip oleh Imam Bukhari dalam hadis Shahihnya;<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيهِمَا وَلَا يُصَلِّيهِمَا فِي الْمَسْجِدِ مَخَافَةَ أَنْ يُثَقِّلَ عَلَى أُمَّتِهِ وَكَانَ يُحِبُّ مَا يُخَفِّفُ عَنْهُمْ</span></div> <i>“Nabi melaksanakan salat sunah dua rakaat (setelah asar) namun beliau tidak melakukannya di masjid, sebab takut memberatkan terhadap umatnya. Sedangkan beliau lebih suka sesuatu yang meringankan mereka” </i><br /> <br /> <i><b>Belum terbesit di hati Nabi Saw</b></i><br /> Dulu Nabi Saw ketika khotbah Jum’at menggunakan batang kurma dan belum terpikirkan untuk menggunakan kursi. Lalu sahabat mengusulkan untuk membuat mimbar dan Nabi menyetujuinya. Sebab hal itu lebih memungkinkan untuk didengar jamaah.<br /> <br /> <i><b>Tercakup dalam keumuman ayat</b></i><br /> Nabi Saw tidak melakukan beberapa kesunahan seperti salat Duha dan kesunahan yang lain karena telah termuat dalam ayat al-Quran;<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ</span></div> <i>"Dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan"</i> (QS. al-Haj:77)<br /> <br /> <i><b>Menjaga perasaan orang lain</b></i><br /> Seperti sabda beliau pada istrinya, Aisyah;<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">لَوْلاَ أَنَّ قَوْمَكِ حَدِيثُو عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ - أَوْ قَالَ بِكُفْرٍ - لأَنْفَقْتُ كَنْزَ الْكَعْبَةِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ</span></div> <i>"Andai saja masyarakatmu tidak dekat dengan zaman jahiliyah -atau beliau berkata 'kekufuran'- niscaya aku alokasikan kekayaan ka'bah pada kepentingan perang"</i> (HR. Muslim)<br /> <br /> Oleh karenanya setiap hal yang tidak pernah dilakukan Nabi Saw tidak rasional jika divonis bid’ah maupun haram. Sebab, beliau meninggalkannya mungkin karena salah satu alasan di atas. Bahkan, sejarah tidak pernah mencatat -baik dari hadis maupun atsar- yang menjelaskan bahwa yang tidak dilakukan Nabi Saw berarti haram maupun makruh.<br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b>Tidak Dilakukan Ulama Salaf Bukan Berarti Bid’ah!</b></span><br /> Sebagian argumen Wahabi untuk merongrong keyakinan orang awam adalah menvonis bid’ah setiap amaliah yang tidak dilakukan pada generasi salaf. Padahal tidak menutup kemungkinan ulama salaf meninggalkannya disebabkan beberapa faktor. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Syafi’I Ra;<br /> <br /> “Setiap hal yang mempunyai landasan syara’ maka bukan bid’ah, walaupun tidak dilakukan oleh golongan salaf. Mereka tidak melakukannya karena terkadang ada udzur saat itu, ada yang lebih utama atau pengetahuan tentang hal tersebut belum sampai pada mereka”<br /> <br /> Kini sudah ada titik terang, bahwa setiap hal yang tidak di sebut dalam al-Quran maupun yang tidak dilakukan Nabi Saw dan ulama salaf bukan berarti bid’ah yang sesat. Ditinjau apakah amaliah tersebut ada dalilnya atau tidak. Jika ada dalil yang melegalkannya seperti tahlil, maulid Nabi, haul dan amaliah keseharian warga NU yang lain bukanlah bid’ah yang sesat seperti yang diklaim sepihak oleh Wahabi dan antek-anteknya. <i>Allahu A’lam</i>.</div> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/12/kenapa-harus-takut-bidah-bag-2.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Kenapa Harus Takut Bid’ah [?] (Bag. 2)

Oleh: Tâjuz Zuhud | Asisten Direktur Aswaja NU Center Pakong Salah satu jurus andalan kelompok di luar Ahlussunnah untuk menggilas a...

Baca selengkapnya »

Membuat 'Polisi Tidur'

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1hzjZY8jZJWVcGa8QHTr82M1aJNqwZzC9gR51lyIG2pz3sbevRZ_jxPR9-svGD4X11ONwZcPqYioXDkpYMuut0G-cj1GF-DXSF4IBRaUCsYSO0sftA1pMilkcTnMM-vLPgjhOlcKfR1_1/s1600/polisi_tidur_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="161" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1hzjZY8jZJWVcGa8QHTr82M1aJNqwZzC9gR51lyIG2pz3sbevRZ_jxPR9-svGD4X11ONwZcPqYioXDkpYMuut0G-cj1GF-DXSF4IBRaUCsYSO0sftA1pMilkcTnMM-vLPgjhOlcKfR1_1/s1600/polisi_tidur_1.jpg" width="320" /></a></div> Tidak jarang kita temui di jalan-jalan pedesaan maupun di gang-gang perkotaan sebuah gundukan atau sering dikenal dengan polisi tidur. Gundukan itu dibuat dengan alasan takut terjadi kecelakaan, karena di sekitarnya banyak anak-anak. Meski sebenarnya hal tersebut cukup berbahaya pada pengguna jalan. Semisal pengguna jalan tidak melihatnya, maka bisa jatuh atau mesin mobil bisa amburadul terlebih jika gundukan tersebut cukup besar.<br /> <br /> <b>Pertanyaan:</b><br /> Bagaimana hukum memasang polisi tidur di tengah jalan, seperti dalam deskripsi di atas?<br /> <br /> <b>Jawaban:</b><br /> Khilaf. Menurut Imam an-Nawawi, ar-Rofi’i dan mayoritas ulama tidak boleh alias haram. Sedangkan menurut sebagian ulama yang lain hukumnya boleh, jika memang tidak menimbulkan bahaya dan pemasangannya bertujuan untuk kemaslahatan.<br /> <br /> <b>Referensi:</b><br /> <div style="text-align: right;"> بغية المسترشدين (ص: 293)</div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">لَوْ وُجِدَتْ دكَّةٌ فِي شارعٍ وَلمْ يُعْرَفْ أصْلُهَا كَانَ مَحَلُّهَا مُسْتَحَقاً لِأهْلِها، فَليْسَ لِأَحَدٍ التَعَرُّضُ لَها بِهَدْمٍ وَغَيْرِهِ مَا لَمْ تَقُمْ بَيِّنَةُ بِأنَّها وُضِعَتْ تَعَدِّياً كَما صَرَّحَ بِهِ ابنُ حَجَر، وَلَا يَجُوْزُ إحْدَاثُهَا كَغَيْرِهَا، أيْ مِنْ نَحْوِ بِنَاءٍ وَشَجَرَةٍ في الشارِعِ وإنْ لَمْ تَضرّ بِأنْ كَانَتْ في مُنْعَطِفٍ عَلى المُعْتَمَدِ عِنْدَ الشَّيْخَيْنِ وَالجُمْهُوْرِ، واعْتَمَدَ جَمْعٌ مُتَقَدِّمُوْنَ ومُتَأخِّرُوْنَ الجَوَازَ حَيْثُ لَا ضَرَرَ وانْتَصَرَ لَهُ السُّبْكِيُّ</span>.</div> <div style="text-align: right;"> المنهاج للنووي (ص: 187)</div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">الطَّرِيقُ النَّافِذُ لَا يُتَصَرَّفُ فِيهِ بِمَا يَضُرُّ الْمَارَّةَ</span></div> <div style="text-align: right;"> <br /></div> <div style="text-align: left;"> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-size: x-small;">Telah dibahas dalam musyawarah S2 di kediaman Ustadz Nur Hasan, Longkek</span></i> </span></div> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/12/membuat-polisi-tidur.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Membuat 'Polisi Tidur'

Tidak jarang kita temui di jalan-jalan pedesaan maupun di gang-gang perkotaan sebuah gundukan atau sering dikenal dengan polisi tidur. Gun...

Baca selengkapnya »

Delegasi Fatayat NU Pakong Ukir Prestasi

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjneo2p8Wq8EQpBudlCp6ih2X_kpfxrcP6_ZxhVvT1j9v5YcYjnhqGV_3Yt4D7pvefjirqkfbqjt31h5h-QqhlvMW3AKAmf1NkE71-YDIjSJ5EYmcC4xqmjqyVbpOmYDrgw5aHXrf23jePT/s1600/juara+2+juga.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjneo2p8Wq8EQpBudlCp6ih2X_kpfxrcP6_ZxhVvT1j9v5YcYjnhqGV_3Yt4D7pvefjirqkfbqjt31h5h-QqhlvMW3AKAmf1NkE71-YDIjSJ5EYmcC4xqmjqyVbpOmYDrgw5aHXrf23jePT/s1600/juara+2+juga.jpg" width="320" /></a></div> <br /> <b>BANGKALAN </b>- (7/2/1436) Salah satu kader Fatayat NU Pakong sabet juara dalam lomba menghiasi nasi uduk yang digelar oleh Pengurus Cabang Fatayat NU Bangkalan.<br /> <br /> Ibu Faizah, istri kesayangan Bapak Abdul Kholiq yang berdomisili di kampung Sumberpandan ini sukses meraih juara dua dalam lomba yang diikuti seluruh PAC Fatayat NU se Bangkalan tersebut.<br /> <br /> Ibu dua anak ini sangat lihai dalam hal menghiasi makanan, terbukti karya yang ia hasilkan cukup memikat penonton dan peserta lain dalam lomba yang digelar di Bangkalan tersebut. Sehingga tidak heran jika dewan juri menyatakan dia sebagai juara ke dua dan berhak membawa pulang sebuah kompor gas yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.<br /> <br /> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/12/delegasi-fatayat-nu-pakong-ukir-prestasi.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Delegasi Fatayat NU Pakong Ukir Prestasi

BANGKALAN - (7/2/1436) Salah satu kader Fatayat NU Pakong sabet juara dalam lomba menghiasi nasi uduk yang digelar oleh Pengurus Cabang F...

Baca selengkapnya »

Sosialisasi Isi Buletin Pada Masyarakat Awam

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJmSEH5CSv2MBroy1I0UQJuhGCk555A4sml16u5WAQOeAEjKRzgOc72TDm6X64JdnMA4hA-baYRIBBjNkopqKLB62lNeSUNoF7rxhHYOrRtf1upBseCReU0i88FMjJjy6VuXu8o7WoK46i/s1600/Pengajian+(1).jpg" width="320" /></div> <br /> <b>SUMBERPANDAN</b>- (15/2/1436) Salah satu program prioritas Aswaja NU Center Pakong adalah Uswah yang merupakan akronim dari Usaha Sosialisasi Ahlussunnah Wal Jamaah. Uswah ini merupakan usaha mensosialisasikan dan menyebarkan faham Aswaja NU via media cetak, online, pengajian, lailatul ijtima' dan khotbah Jum'at.<br /> <br /> Kemaren Rabu (15/2) malam, salah satu staf redaksi Buletin Kiswah adakan sosialisasi topik utama buletin pada masyarakat awam.<br /> <br /> Event yang dihelat si serambi masjid Taqwimuddin Sumberpandan tersebut akan menjadi program rutin Aswaja NU Center Pakong yang akan berkeliling ke masjid-masjid sekitar yang bersedia secara bergantian.<br /> <br /> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/12/sosialisasi-isi-buletin-pada-masyarakat.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Sosialisasi Isi Buletin Pada Masyarakat Awam

SUMBERPANDAN - (15/2/1436) Salah satu program prioritas Aswaja NU Center Pakong adalah Uswah yang merupakan akronim dari Usaha Sosialisas...

Baca selengkapnya »

Staf Redaksi Buletin Kiswah

<div style="text-align: center;"> <span style="font-size: large;"><b>Staf Redaksi Buletin Kiswah</b></span></div> <div style="text-align: center;"> <span style="font-size: large;"><b>Diterbitkan oleh Aswaja NU Center Pakong</b></span></div> <div style="text-align: center;"> <span style="font-size: large;"><b></b></span></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5yDckFMhDcrOCsCupc_RsacJA0l6_8TzB8v4XxusryGeYML2xcYzsTXYC04LIRZHyCKKmWsfS6JPsbuXphIXZjbcp-2gdNw64XaevGhVp94skR1kfbEZhe2qilIDdRrXQQRShZmKhUxFM/s1600/redaksi+kiswah.jpg" /></div> <div style="text-align: center;"> <span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/12/staf-redaksi-buletin-kiswah.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Staf Redaksi Buletin Kiswah

Staf Redaksi Buletin Kiswah Diterbitkan oleh Aswaja NU Center Pakong

Baca selengkapnya »

Download Buletin Kiswah Edisi 01 | Muharram 1436 H

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_kC5kVJGXXp49s4MDUXdEdWVYc2mYZg3_fxU43oXO3qRB4yWz2kdXT4AhILDxXhT6_wmCjE5tkDXmkNPXMCd8lEjuCssOUWhNP_L7jids4YTU6W84F7VqOPRxT_gn4sxPea3jRY4-dUDg/s1600/sampul+edisi+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_kC5kVJGXXp49s4MDUXdEdWVYc2mYZg3_fxU43oXO3qRB4yWz2kdXT4AhILDxXhT6_wmCjE5tkDXmkNPXMCd8lEjuCssOUWhNP_L7jids4YTU6W84F7VqOPRxT_gn4sxPea3jRY4-dUDg/s1600/sampul+edisi+1.jpg" width="228" /></a></div> <br /> Sajian Buletin Kiswah Edisi 01 | Muharram 1436 H<br /> <ul> <li>Topik Utama: <a href="http://www.aswajanucenter.ga/2014/11/ahlussunnah-jangan-hanya-lipstik.html"><b>Ahlussunnah, Jangan Hanya Lipstik!</b></a></li> <li>Aqidatuna:<b> <a href="http://www.aswajanucenter.ga/2014/11/kenapa-harus-takut-bidah-bag-1.html">Kenapa Takut Bid'ah [?] (Bag. 1)</a></b></li> <li>Bahtsul Masail: <a href="http://www.aswajanucenter.ga/2014/11/lewat-di-bawah-keranda-mayat.html"><b>Lewat di Bawah Keranda Mayat</b></a></li> <li>Album Kegiatan: <a href="http://www.aswajanucenter.ga/2014/11/mantapkan-akidah-dengan-daurah.html"><b>Mantapkan Akidah dengan Daurah</b></a></li> </ul> Silahkan Download GRATIS<br /> <center> <a href="http://dstats.net/download/http://www.solidfiles.com/d/4dd7c7738c/Buletin_Kiswah_Edisi_01_Muharram_1436.pdf"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj50HzIffRTIH5iRjkcewI8uK0ZiTMSTI8oBqPedfsCDZG7FxCRUdiy0HukKiuzUZZZA3Lb00TGbAMBchrmz2Caa1dUvPnET2OUjmbMVE7BpgsCduhh2lkdALaNT6D4uq1CechLeX2yAfnF/s1600/download+sumberpandan.com.png" /></a> 2,2 MB | Didownload:<a href="http://dstats.net/download/http://www.solidfiles.com/d/4dd7c7738c/Buletin_Kiswah_Edisi_01_Muharram_1436.pdf"></a> <script src="http://dstats.net/dstatsjs.php?file=http://www.solidfiles.com/d/4dd7c7738c/Buletin_Kiswah_Edisi_01_Muharram_1436.pdf" type="text/javascript"></script> <script type="text/javascript">document.write(dsCounter+' kali');</script></center> <br /> <i><b>Boleh dicetak dan disebarluaskan asal jangan merubah konten sedikit pun.</b></i> </div> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/12/edisi-01-shafar-1436-h.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Download Buletin Kiswah Edisi 01 | Muharram 1436 H

Sajian Buletin Kiswah Edisi 01 | Muharram 1436 H Topik Utama: Ahlussunnah, Jangan Hanya Lipstik! Aqidatuna: Kenapa Takut Bid'a...

Baca selengkapnya »

Mantapkan Akidah dengan Daurah

<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho1Vp5KY9jY9uk4RhMndAOFrlCXb3JeKATocPY8XUD5vtKrXqXc6gbimuJ0cNJDKI42f5AhOzHDPbQuLpFOj5Y4TEWoiu8jXXTMijrRQKS5IO4rDXRB94nLeNxUXveCcrrFH0gLKCSV9c/s1600/dauroh+aswaja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho1Vp5KY9jY9uk4RhMndAOFrlCXb3JeKATocPY8XUD5vtKrXqXc6gbimuJ0cNJDKI42f5AhOzHDPbQuLpFOj5Y4TEWoiu8jXXTMijrRQKS5IO4rDXRB94nLeNxUXveCcrrFH0gLKCSV9c/s1600/dauroh+aswaja.jpg" width="320" /></a></b></div> <br /> <b>SUMBERPANDAN </b>- (28/01/1436)  Membentuk kader militan pembela faham Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan sebuah keharusan yang mesti segera direalisasikan. Terlebih dewasa ini yang kian menjamur kelompok-kelompok yang dengan berani dan tidak canggung lagi untuk mengkritik dan menvonis sesat terhadap amaliah keseharian warga NU.<br /><br />Oleh karenanya Pengurus Aswaja NU Center MWC NU Pakong berinisiatif menghelat pelatihan pemantapan akidah dasar Ahlussunnah Wal Jamaah dengan menjalin kerjasama dengan pengurus MMU 06 Sumberpandan, IPNU dan IPPNU Anak Cabang Pakong.<br /><br />Acara yang dihelat di salah satu ruang Madrasah Miftahul Ulum 06 Sumberpandan itu menghadiri dua narasumber. Terdiri dari Ketua Aswaja NU Center,  Ustadz Abdul Mun’im Kholil, Lc dan dari Sekretaris MWC NU Pakong, Ustadz Nawawi Tamrin.<br /><br />Pelatihan yang berlangsung sekitar empat jam ini dihadiri sekitar 150 peserta dari berbagai desa di kecamatan Modung.<br /><br />“Alhamdulillah yang hadir cukup membludak” ungkap Rifkiyanto selaku ketua panitia .<br /><br />“InsyaAllah kegiatan ini akan menjadi agenda rutin Pengurus Aswaja NU Center, IPNU, IPPNU dan MMU 06" imbuhnya mengakhiri perbincangan.<br /><br />Acara yang sudah dilaksanakan dua kali ini tidak hanya memuat pelatihan aswaja, namun dihelat juga pelantikan pengurus anak cabang IPPNU Pakong yang baru. <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/11/mantapkan-akidah-dengan-daurah.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Mantapkan Akidah dengan Daurah

SUMBERPANDAN - (28/01/1436)  Membentuk kader militan pembela faham Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan sebuah keharusan yang mesti segera d...

Baca selengkapnya »

Lewat di Bawah Keranda Mayat

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnebURqSlGKUDshl2JRa9B_9l4drM3ACeVCFF-vxsp4d95GK-xuzzpNjNe5aOSxQxW5sGFc1AJv84oh_hjVHuJxkHu8_D9YEkJm_y7GNKy2yhv7dBZZu0Zl97Vnea5VijF1LbcgIFn0Bs-/s1600/BawahKeranda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnebURqSlGKUDshl2JRa9B_9l4drM3ACeVCFF-vxsp4d95GK-xuzzpNjNe5aOSxQxW5sGFc1AJv84oh_hjVHuJxkHu8_D9YEkJm_y7GNKy2yhv7dBZZu0Zl97Vnea5VijF1LbcgIFn0Bs-/s1600/BawahKeranda.jpg" /></a></div> <br /> Tidak sedikit masyarakat Madura yang masih meyakini mitos masa lalu. Salah satunya adalah tradisi lewat di bawah keranda orang meninggal yang dilakukan oleh kerabat-kerabatnya. Mereka melakukan semua itu karena mereka meyakini bahwa hal tersebut memiliki guna diantaranya agar kerabat yang masih kecil tidak terlalu mengingat si mayit dan sebagai wujud penghormatan terakhir kepada si mayit. <br /> <br /> <h3> Pertanyaan:</h3> Bagaimana hukum berjalan di bawah keranda dengan memandang manfaat seperti dalam diskripsi?<br /> <br /> <h3>  Jawaban:</h3> Diperinci;<br /> <ul> <li>Menimbulkan kekufuran bila berkeyakinan/ beri'tikad bahwa yang mengakibatkan pengaruh positif ataupun negatif adalah bukan Allah, tapi prosesi lewat di bawah keranda tersebut yang memberikan pengaruh.</li> <li>Menurut pendapat yang lebih sahih hukumnya haram bila beri'tikad bahwa perbuatan tersebut dapat berpengaruh negatif/ positif dengan kekuatan yang diciptakan oleh Allah  padanya.</li> <li>Makruh bila tradisi lewat di bawah keranda berpotensi menghambat percepatan pemberangkatan jenazah ke pemakaman.</li> <li>Sunnah bila bertujuan untuk menghindari gunjingan masyarakat awam ketika tidak melakukannya.</li> </ul> <br /> <h3> Referensi:</h3> <div style="text-align: right;"> الفتاوى الفقهية الكبرى (2/  7)</div> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">جَمِيعُ ما يُفْعَلُ مِمَّا ذُكِرَ في السُّؤَالِ من الْبِدَعِ الْمَذْمُومَةِ لَكِنْ لَا حُرْمَةَ فيه إلَّا إنْ فُعِلَ شَيْءٌ منه لِنَحْوِ نَائِحَةٍ أو رِثَاءٍ وَمَنْ قَصَدَ بِفِعْلِ شَيْءٍ منه دَفْعَ أَلْسِنَةِ الْجُهَّالِ وَخَوْضِهِمْ في عِرْضِهِ بِسَبَبِ التَّرْكِ يُرْجَى أَنْ يُكْتَبَ له ثَوَابُ ذلك أَخْذًا من أَمْرِهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم من أَحْدَثَ في الصَّلَاةِ بِوَضْعِ يَدِهِ على أَنْفِهِ وَعَلَّلُوهُ بِصَوْنِ عِرْضِهِ عن خَوْضِ الناس فيه لو انْصَرَفَ على غَيْرِ هذه الْكَيْفِيَّةِ</span></div> Kelengkapan ibarat, bisa dilihat di:<br /> <ul> <li>Tuhfatul Murîd: 125,</li> <li>Hâsyiyah ad-Dasûqî ala Ummil-Barâhin: 40-41,</li> <li>Fathul Bari: III/182-184</li> </ul> <br /> <i>Dibahas pada Musyawarah S2 di kediaman Kyai Sufyan, Talon Arah Alaskokon</i> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/11/lewat-di-bawah-keranda-mayat.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Lewat di Bawah Keranda Mayat

Tidak sedikit masyarakat Madura yang masih meyakini mitos masa lalu. Salah satunya adalah tradisi lewat di bawah keranda orang meninggal ...

Baca selengkapnya »

Ahlussunnah, Jangan Hanya Lipstik!

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhahHwQDCnj24q2JUmibMulMlebGA-bGju7xbmVExcU4iJjDpKz9abJ2WtcDOuasZaAA9gcVTVvjcr9Zm-TkYkadZLYtueTLx_6ErXr6dlJ9zx2x-IM8riVCTVar72_DSGveroxztGL8mlU/s1600/AhlussunnahLipstik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhahHwQDCnj24q2JUmibMulMlebGA-bGju7xbmVExcU4iJjDpKz9abJ2WtcDOuasZaAA9gcVTVvjcr9Zm-TkYkadZLYtueTLx_6ErXr6dlJ9zx2x-IM8riVCTVar72_DSGveroxztGL8mlU/s1600/AhlussunnahLipstik.jpg" width="320" /></a></div> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Oleh: <b>ABDUL MUN'IM KHOLIL, Lc</b> | <i>Direktur Utama Aswaja NU Center Pakong</i></div> <div style="text-align: justify;"> </div> <br /> Syeikh Muhammad Al-Ghazali—seorang ulama Al-Azhar yang sangat produktif: bukan pengarang Ihya’— pernah mengatakan “saya tak pernah merasa kuatir dengan menguatnya <i>the other</i> (liyan). Yang paling saya kuatirkan adalah melemahnya kita sendiri”. Ungkapan ini sangat cocok mendeskripsikan kondisi kita saat ini; saat kita sering lupa melakukan instropeksi diri, saat kita gemar sekali menjadikan orang lain/kelompok lain sebagai “kambing hitam” kemunduran atau kegagalan kita sendiri.<br /> <br /> Seperti organ tubuh yang sehat akan sulit untuk ditembus virus, demikian juga dengan individu dan instansi. Semestinya, kelompok Ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) tak usah gusar dengan menguatnya kelompok lain di luar dirinya. Sebagai kelompok Islam mayoritas, dengan bangunan akidah yang mantap dan mapan, dengan tradisi yang mengakar semenjak masa salaf hingga masa kini, adalah jaminan imunitas (kekebalan) akidah Aswaja dari berbagai tantangannya.<br /> <br /> Namun apa mau dikata, jika afiliasi kita pada Aswaja (yang di Indonesia dipresentasikan oleh NU) hanya sebatas “nama” atau “atribut” belaka. Pengajaran akidah 50 yang amat populer di masa lalu hanya menjadi “lipstik” di kelas-kelas, pesantren, langger dan masjid. Kita tak pernah benar-benar mendalaminya, sehingga mudah goyah tatkala harus berbenturan dengan ideologi baru (meski setelah ditelisik: sebenarnya tak benar-benar baru) yang diusung oleh kelompok lain. Padahal, akidah yang dibangun oleh para pendahulu kita sudah sangat lengkap dan efektif memantapkan akidah keimanan dan membentenginya.<br /> <br /> Sudah waktunya, pengajian fikih disandingkan dengan akidah (jangan hanya fikih saja!), kajian dan diskusi diramaikan kembali sehingga kita tak ‘gagap’ menghadapi hal-hal baru. Kita juga tak akan kalap, seandainya ada liyan yang menanyakan tentang kebenaran akidah kita, menyinggung amaliyah dan ubudiyah kita sebagai bid’ah, fasik atau bahkan kufur. <br /> <br /> Detail akidah yang diabadikan dalam kitab-kitab imam Asy’ari, Al-Baqillani, Al-Juwaini Al-Haramain, Al-Ghazali, Asy-Syahrastani, Fakhrudin Ar-Razi, Al-Baidlawi, Al-Iji, As-Sanusi, Al-Bajuri, hingga karya-karya Hadratus Syeikh kiai Hasyim Asy’ari adalah rumus-rumus ampuh untuk pemantapan akidah Aswaja.<br /> <br /> Saya yakin, maksud dari shalawatan berisi pesan akidah yang dikarang oleh RKH. As’ad Syamsul Arifin, yang dimulai dengan kata “kauleh anyakse’eh...” bukan hanya sekedar agar di baca di musholla dan masjid saja. Shalawatan itu dikarang supaya dijadikan “titik awal” bagi generasi NU untuk mendalaminya lebih lanjut. Shalawatan dengan notasi lagu yang enak didengar adalah media paling cepat untuk menjadikan akidah 50 sebagai konsumsi masyarakat awam.<br /> <br /> Kini, tantangan NU semakin berat. Derasnya media dan informasi, yang bisa diakses dalam hitungan detik saja, menuntut kita agar tak hanya diam berzikir di mihrab. Fenomena masyarakat sekarang lebih kompleks dari masa lalu. Beban moral kita bertambah. Tak hanya aspek akidah NU yang dipertanyakan, tapi juga sisi ubudiyah dan praktek tradisi yang sudah mengakarpun mulai digugat.<br /> <br /> Di masa kini (dan masa depan), dakwah Aswaja tak cukup hanya melalui mikrofon. Kita juga harus aktif di internet karena kaum muda kita sangat aktif di media sosial. Tentu, setelah memantapkan akidah sendiri. Kita kalah cepat dengan kelompok lain yang mengaku Aswaja, namun sering menuduh Aswaja sebagai pelaku bid’ah. Akibatnya, hakikat Aswaja menjadi buram bagi pemula dan orang awam; siapa sebenarnya yang paling representatif mewakili Aswaja?<br /> <br /> Pelatihan, pengajian, seminar dan diskusi tentang akidah Aswaja mutlak diperlukan dan sudah sangat mendesak. Sehingga kita bisa mengakrabkan lagi ajaran-ajarannya, baik secara ideologis maupun amaliah-ubudiyah. Jangan ada lagi ungkapan miris “saya tak tahu apa itu Aswaja dan NU, saya hanya ikut ortu atau guru.” Masyarakat NU harus mengatahui secara luas bahwa sekte Ahlussunnah membangun akidah dan ajaran syariatnya berlandaskan Al-Qur’an, Hadis, Ijma’ dan Qiyas. Bila mengingkari salah satunya saja berarti sudah keluar dari keluarga besar Aswaja.<br /> <br /> Ajarannya yang moderat dan mengakar kuat pada jejak-jejak Rasul SAW dan para khalifah yang empat, menjadikan Aswaja sebagai kelompok mayoritas. Tak ada “pengkafiran” dalam tubuh Sunni meski harus berbeda pendapat. Aswaja juga mengharamkan “kekerasan” dalam berpikir dan bertindak. Ideologi sekte ini tak menyebar karena sokongan dana yang melimpah. Ajaran Ahlussunnah diterima oleh mayoritas umat semata karena keseimbangan antara teks dan akal serta kesesuaiannya dengan tabiat dan fitrah manusia. <i>Wallahu a’lam</i> [] <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/11/ahlussunnah-jangan-hanya-lipstik.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Ahlussunnah, Jangan Hanya Lipstik!

Oleh: ABDUL MUN'IM KHOLIL, Lc | Direktur Utama Aswaja NU Center Pakong Syeikh Muhammad Al-Ghazali—seorang ulama Al-Azhar yan...

Baca selengkapnya »

Kenapa Harus Takut Bid'ah [?] (Bag. 1)

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkgywseya9IdX0YsqHugjFlckzOfFEJ8zEMVzwwHL13o0qVGMNwBxwZHq1TuWy7q5QDscetkZ23U5Faew1AlPn9pZoXFgsFJBkA2svdR3L_dKTBz-an2ZKX8FPV3-1_H6ifqSdQ1XaqdpP/s1600/tahlilan1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkgywseya9IdX0YsqHugjFlckzOfFEJ8zEMVzwwHL13o0qVGMNwBxwZHq1TuWy7q5QDscetkZ23U5Faew1AlPn9pZoXFgsFJBkA2svdR3L_dKTBz-an2ZKX8FPV3-1_H6ifqSdQ1XaqdpP/s1600/tahlilan1.jpg" width="320" /></a></div> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #999999;">Oleh:</span> <b><a href="http://facebook.com/zuhud.net">Tâjuz Zuhud</a><span style="color: #666666;"> <span style="color: #999999;">| </span></span></b><span style="color: #999999;">Asisten Direktur Aswaja NU Center Pakong</span><i></i></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Akhir-akhir ini masyarakat cukup diresahkan oleh sempalan kelompok yang berteriak menyuarakan diri untuk kembali ke al-Quran dan Hadis. Sehingga tidak sedikit amalan yang digenggam erat oleh ulama salaf divonis secara sepihak sebagai amaliah batil yang perlu dimusnahkan. Sebab, kata mereka, sudah tidak sejalan lagi dengan syariat yang diterapkan oleh Rasulullah Saw.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Bid'ah! kata andalan yang sering mereka gembar-gemborkan untuk mengikis amaliah keseharian warga Nahdliyin dengan sedikit mengutip hadis “Setiap bid'ah sesat. Setiap kesesatan di Neraka”. </div> <div style="text-align: justify;"> Hadis shahih riwayat Imam Muslim dan an-Nasa'i ini begitu familiar di telinga kita. Mulai dari yang dewasa hingga yang masih belia hafal di luar kepala. Namun ironisnya, hanya segelintir orang yang bisa memahami maksud hadis tersebut. Mayoritas hanya menelan begitu saja tanpa mengolahnya terlebih dahulu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Berikut Penulis suguhkan sedikit ulasan tentang definisi dan klasifikasi bid'ah yang dikutip dari beberapa kitab dan buku berhaluan ahlussunnah wal jamaah.</div> <h3> Definisi Bid'ah</h3> <div style="text-align: justify;"> Menurut hemat Ibnu Faris, pakar bahasa dan sastra Arab dalam Maqayis al-Lughahnya, bid'ah dalam bahasa Arab berasal dari fi'il madhi بَدَعَ yang mempunyai dua arti. <i>Pertama</i>, membuat hal baru tanpa contoh sebelumnya, seperti disebutkan dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 117<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">بَدِيْعُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ</span></div> <i>“Allah Pencipta lagit dan bumi..”</i> di ayat lain dicontohkan juga<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ</span></div> <i>“Katakanlah; “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul”</i> (QS. al-Ahqaf: 9)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> <i>Kedua</i>, bid'ah diartikan lemah atau letih, seperti disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim:<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">اِنِّيْ اُبْدِعَ بِيْ فَاحْمِلْنِيْ</span></div> <i>“Sungguh aku tidak mampu melanjutkan perjalanan, maka bawalah aku”</i></div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Sementara bid'ah dalam terminologi syara' adalah setiap pembaruan akidah, perbuatan ataupun ucapan tanpa legalitas syariat sama sekali, serta diklaim sebagai bagian darinya. Sedangkan pembaruan dengan dilandasi dalil syara yang membenarkannya bukanlah termasuk bid'ah menurut syara', namun tetap disebut bi'dah secara bahasa. Demikian yang diungkapkan oleh Ibnu Rajab dalam Jami' al-Ulum wal Hikamnya yang senada dengan penjelasan yang dijabarkan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Barinya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Menanggapi hadis riwayat Muslim:<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ</span></div> <i>“Setiap bid'ah (pembaruan) adalah kesesatan”</i> dalam riwayat lain ada penambahan:<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ</span></div> <i>“Setiap kesesatan masuk neraka”</i> (HR. an-Nasa'i) merupakan dasar agama yang masih global, mencakup  segala bentuk pembaharuan dalam agama. Oleh karenanya perlu adanya pembatas agar pemahamannya tidak buram dan rancu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Rasulullah Saw. dalam kesempatan lain bersabda yang secara implisit menjadi pembatas hadis di atas;<br /> <div style="text-align: right;"> <span style="font-size: large;">مَنْ اَحْدَثَ فِي اَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ</span></div> <i>“Siapa saja yang membuat pembaruan dalam agamaku ini dengan hal yang bukan darinya maka ia tertolak” </i>(HR. Bukhari dan Muslim)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Jadi tidak semua pembaruan langsung divonis bid'ah yang sesat, hanya pembaruan-pembaruan yang tidak dilandasi dalil agama belaka.</div> <h3> Klasifikasi Bid'ah</h3> <div style="text-align: justify;"> Dari definisi di atas dapat dipetik kesimpulan bahwa bid'ah terbagi menjadi dua: ada yang sesat dan ada yang tidak. Sebagaimana diklasifikasi Imam Syafi'i, yang dinukil oleh al-Baihaqi dalam Manaqibnya (I/469) menjelaskan bahwa bid'ah terbagi dua. Pertama, bid'ah yang sesat adalah sesuatu yang baru yang menyalahi al-Quran, Sunnah dan Ijma'. Kedua, bid'ah hasanah (tidak sesat/baik) yaitu sesuatu yang baru dalam kebaikan yang tidak menyalahi al-Quran, Sunnah dan Ijma'.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Klasifikasi ini disetujui oleh Ibnu Taimiyah, rujukan paling otoritatif Wahabi dalam Majmu' al-Fatawanya (XX/163). Serta diamini oleh ulama Syiah Zaidiyah yang dikagumi Wahabi Indonesia, Muhammad bin Ali As-Syaukani dalam Nail al-Autharnya (III/25).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Bahkan Syaikh Izzuddin bin Abdissalam membagi bid'ah menjadi lima. Yaitu; pertama bid'ah wajib, seperti belajar ilmu nahwu untuk memahami al-Quran dan Hadis. Kedua bid'ah sunnah, seperti mendirikan pesantren, madrasah dan setiap kegiatan sosial yang belum dikenal pada zaman Rasulullah Saw. Ketiga bid'ah mubah, seperti berjabat tangan setelah salat dan membaca taawudz sebelum salat. Keempat, bid'ah makruh, seperti menghiasi masjid dan mushaf al-Quran. Kelima bid'ah haram, seperti madzhab Jabariyah dan Qadariyah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Pembagian bid'ah versi Syaikh Izzuddin ini juga diiyakan oleh ulama Syiah Zaidiyah yang dikagumi oleh kaum Wahabi, Muhammad bin Isma'il al-Amir as-Shan'ani dalam Subulus Salamnya (II/48). <br /> <br /> Oleh karenanya amalan semacam tahlilan, maulid, haul, ziarah makam para wali dan semacamnya adalah pembaruan yang bukan termasuk bid'ah yang sesat, bahkan dianjurkan. Sebab memiliki banyak dalil syara' yang melegalkannya. Wallahu A'lam. []</div> </div> <div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like> <a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script> <g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2014/11/kenapa-harus-takut-bidah-bag-1.html' size='medium'></g:plusone> <iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Kenapa Harus Takut Bid'ah [?] (Bag. 1)

Oleh: Tâjuz Zuhud | Asisten Direktur Aswaja NU Center Pakong Akhir-akhir ini masyarakat cukup diresahkan oleh sempalan kelompo...

Baca selengkapnya »