Januari 2015 - Aswaja NU Center Pakong

Download Buletin Kiswah Edisi 03 Robiul Awal 1436

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtar-2-Dv84BkTe1SQJu7vxq3g453ZdD97r3A3gWXJtzki0kTt95lIehzqARWIlrsRPedQsxKasnDgl195TXL7nDVeterLT7G20pz6suYm5pNsqIKUTAocCjn4UBOAHM5uJ_eVtIPYfgO1/s1600/sampul+edisi+03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtar-2-Dv84BkTe1SQJu7vxq3g453ZdD97r3A3gWXJtzki0kTt95lIehzqARWIlrsRPedQsxKasnDgl195TXL7nDVeterLT7G20pz6suYm5pNsqIKUTAocCjn4UBOAHM5uJ_eVtIPYfgO1/s1600/sampul+edisi+03.jpg" width="226" /></a></div>
<br />
Sajian Buletin Kiswah Edisi 03 | Robiul Awal1436 H<br />
<ul>
<li>Topik Utama: <b>Perayaan Maulid: Ekspresi Cinta dan Pengagungan atas Nabi Saw</b></li>
<li>Topik Utama: <b>Tidak Ada Kata Mubadzir dalam Merayakan Maulid</b></li>
<li>Aqidatuna: <b>Konsep Sifat 20 Mazhab Asy'ari Bukan Membatasi Kesempurnaan Tuhan</b></li>
<li>Album Kegiatan: <b> </b></li>
</ul>
<ol style="text-align: left;">
<li><b>Harlah NU ke 89 dan Maulid Nabi Saw. </b></li>
<li><b>Sosialisasi Aswaja NU Center dan Buletin Kiswah</b></li>
<li><b>Raker Ancap IPNU dan IPPNU Pakong</b></li>
<li><b>Pengajian Umum Muslimat NU Pakong</b></li>
<li><b>Rijalul Ansor</b></li>
</ol>
Silahkan Download GRATIS<br />
<center>
<a href="http://dstats.net/download/http://www.solidfiles.com/d/e0bc98c7a2/Buletin_Kiswah_Edisi_03_Robiul_Awal_1436.pdf"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj50HzIffRTIH5iRjkcewI8uK0ZiTMSTI8oBqPedfsCDZG7FxCRUdiy0HukKiuzUZZZA3Lb00TGbAMBchrmz2Caa1dUvPnET2OUjmbMVE7BpgsCduhh2lkdALaNT6D4uq1CechLeX2yAfnF/s1600/download+sumberpandan.com.png" /></a><br/> <b>3,2 MB</b> | Didownload:<a href="http://dstats.net/download/http://www.solidfiles.com/d/e0bc98c7a2/Buletin_Kiswah_Edisi_03_Robiul_Awal_1436.pdf"></a>
<script src="http://dstats.net/dstatsjs.php?file=http://www.solidfiles.com/d/e0bc98c7a2/Buletin_Kiswah_Edisi_03_Robiul_Awal_1436.pdf" type="text/javascript"></script>
<script type="text/javascript">document.write(dsCounter+' kali');</script></center>
<br />
<br />
<i><b>Boleh dicetak dan disebarluaskan asal jangan merubah konten sedikit pun.</b></i>
</div>
<div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like>
<a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script>
<g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2015/01/download-buletin-kiswah-edisi-03-robiul.html' size='medium'></g:plusone>
<iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Download Buletin Kiswah Edisi 03 Robiul Awal 1436

Sajian Buletin Kiswah Edisi 03 | Robiul Awal1436 H Topik Utama: Perayaan Maulid: Ekspresi Cinta dan Pengagungan atas Nabi Saw Topik U...

Baca selengkapnya »

08.40

Konsep Sifat 20 Mazhab Asy’ari Bukan Membatasi Kesempurnaan Tuhan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXWaHWwrGmnuvtqd4P40kcfSqQKh7CM34vGPc6lpzEaEZH6zrhgyDmW_39gSx3dP81z8cCR6wEq3i92vTk1pJpz7YOmzQ8t_Y2EfiiXKd6V5jnJdCdBvttr-vYPL7nGQiCTW0M-3vwg94O/s1600/sifat+20.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXWaHWwrGmnuvtqd4P40kcfSqQKh7CM34vGPc6lpzEaEZH6zrhgyDmW_39gSx3dP81z8cCR6wEq3i92vTk1pJpz7YOmzQ8t_Y2EfiiXKd6V5jnJdCdBvttr-vYPL7nGQiCTW0M-3vwg94O/s1600/sifat+20.png" width="320" /></a></div>
<br />
<br />

<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Abu Ishaq Al-Asfirayini mengatakan bahwa kesimpulan ilmu
tauhid adalah “meyakini bahwa semua yang terbesit dalam hati manusia, maka
Allah tidak seperti itu” dan “meyakini bahwa Zat Allah tak sama/tak mirip
dengan semua zat makhluk-Nya....”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Demi mewujudkannya, ulama Sunni melakukan upaya panjang dan
melelahkan untuk membangun teologi yang mensucikan Allah dan mengagungkan-Nya.
Perjalanan teologi Sunni tak hadir dari ruang hampa. Ia adalah hasil dialektika
dengan semua unsur sekte Islam yang pernah [atau masih] ada.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Akidah Ahlussunnah wal jama’ah yang moderat adalah upaya
untuk menghasilkan akidah yang berdiri di antara Hasyawiyah/Mujassimah (sebuah
sekte teologis yang meyakini bahwa Allah memiliki organ tubuh layaknya manusia
karena “tertipu” oleh ayat-ayat atau hadis yang secara eksplisit memang
mengindikasikan hal itu) dan Muktazilah (yang meyakini bahwa Allah tak memiliki
sifat karena kalau Allah memiliki sifat maka Allah akan tersusun dari banyak
elemen: zat, sifat, pekerjaan).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Lahirnya akidah 50 (dengan 20 sifat wajib bagi Allah, 20
sifat mustahil bagi-Nya dan 1 sifat yang <i>jaiz</i> (boleh), 4 sifat wajib
bagi para rasul, 4 sifat mustahil, 1 sifat jaiz bagi mereka) adalah hasil
perjalanan panjang sarjana-sarjana Sunni pengikut imam Asy’ari dan Maturidi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Semula dua imam besar mazhab Sunni, yang membangun
akidahnya melalui tradisi dan keyakinan teologis yang sebenarnya sudah mapan di
masa Salaf (Nabi dan para sahabat), belum sampai pada kesimpulan akidah 50.
Kesimpulan jumlah di atas baru matang pada masa imam Muhammad bin Yusuf
As-Sanusi (w. 895 H), seorang imam mazhab Asy’ari berasal dari Maroko.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Ada asumsi bahwa sifat 20 bagi Allah adalah bentuk dari
“membatasi” Allah yang Maha Tidak Terbatas. Asumsi ini biasanya hadir akibat
tak memahami konsep Sunni secara matang. Sebab siapapun yang mempelajari secara
serius akidah Sunni dari kitab-kitab mereka secara langsung pasti bisa memahami
bahwa tak ada kesan “membatasi”. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">As-Sanusi menyatakan dalam Umm Al-Barahin <i>“kesempurnaan
Allah tak terbatas. Keterbatasan dan kelemahannya terdapat pada diri kita yang
belum menemukan dalil rasional maupun teks syariat. Sehingga meski belum
disentuh dalam kitab-kitab Asy’ari tak akan menyebabkan kita terancam siksa akibat
belum membahasnya.”</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Penyebutan sifat 20 bagi Allah semata karena dalil yang
ditemukan. Dan sengaja mendiamkan yang tidak ditemukan dalilnya. Di sini tampak
sikap hati-hati dari pengikut mazhab Sunni. Mereka tak berani membahas sesuatu
yang belum ditemukan dalilnya secara syariat atau rasional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Dalam sifat 20 terdapat kombinasi dalil: dalil <i>aqli </i>(rasio)
mendominasi hampir semua sifat 20 kecuali 3 sifat: <i>sam’u </i>(Mendegar)<i>,
bashar </i>(Melihat)<i>, kalam </i>(Berbicara) yang memakai dalil teks syariat
murni. Namun sebenarnya tak ada yang rasional murni karena saat dikaji ulang
semua sifat yang ditemukan adalah hasil kombinasi dalil akal dan teks. Sebab
mazhab Sunni memiliki konsep “keseimbangan antara teks dan akal”. Orang Sunni
tak menyembah teks secara lahiriyah layaknya mazhab Wahhabi di masa kini atau
melabrak teks hingga menjauh atau menistakannya seperti kaum liberal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif";">Dalam kitab-kitab ulama mazhab Sunni-Asy’ari kita akan
sering menjumpai redaksi “... kesempurnaan Allah tak ada batasnya”. Penyebutan
sifat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">salbiyah </i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">(sifat yang disingkirkan dari Allah karena
tak pantas) yang lima misalnya, adalah sumber utama (baca: ushul) dari semua
sifat yang tak boleh ada pada Tuhan. </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mukhalafah
lil Hawadist </i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">(Allah tak sama dengan
makhluk-Nya) contuhnya, secara ampuh menyingkirkan semua sifat yang tak
terpisah dari makhluk. Apa yang disebut dalam surat Al-Ikhlas bahwa Allah tak
mempunyai anak dan tak diperanakkan, atau yang disebutkan dalam ayat Kursi
bahwa Allah tak mengantuk dan tak tertidur, sudah dilahap habis oleh sifat </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mukhalafah lil Hawadist.</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif"; mso-bidi-font-style: italic;">Sekali lagi, semua konsep Sunni
yang terkodifikasi secara rapi dalam kitab-kitab Asy’ari dan Maturidi adalah
rumus-rumus untuk menghasilkan akidah bahwa Allah Maha Suci dari semua kemiripan
dengan makhluk-Nya, dan berhasil merumuskan konsep ketuhanan yang Maha
Sempurna.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif"; mso-bidi-font-style: italic;"><b>Abdul Mun'im Kholil</b>/KISWAH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span lang="IN" style="font-family: "Perpetua","serif"; mso-bidi-font-style: italic;"><br /></span></div>
</div>
<div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like>
<a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script>
<g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2015/01/konsep-sifat-20-mazhab-asyari-bukan.html' size='medium'></g:plusone>
<iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Konsep Sifat 20 Mazhab Asy’ari Bukan Membatasi Kesempurnaan Tuhan

Abu Ishaq Al-Asfirayini mengatakan bahwa kesimpulan ilmu tauhid adalah “meyakini bahwa semua yang terbesit dalam hati manusia, maka...

Baca selengkapnya »

08.20

Tidak Ada Kata Mubadzir dalam Merayakan Maulid

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizskXiE2ry7PAaAyAhlXQhhVyxVt2AuJOQIMLwneFVxyFgWLZ1jap9oRqKjSM_xukIAuDhqJB3zjk58gqDWAxyBQGXXJABYN3qMY8NWGuta-_hIEN_6_frQAF3UdjcrTFB70BNLgXb070N/s1600/20150103_104850.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizskXiE2ry7PAaAyAhlXQhhVyxVt2AuJOQIMLwneFVxyFgWLZ1jap9oRqKjSM_xukIAuDhqJB3zjk58gqDWAxyBQGXXJABYN3qMY8NWGuta-_hIEN_6_frQAF3UdjcrTFB70BNLgXb070N/s1600/20150103_104850.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Oleh: Rohmatullah Adny Asymuni*<br />
<br />
Pada bulan ini kita telah memasuki bulan Rabi'ul Awal, bulan kelahiran Rasulullah Saw pembawa risalah islamiyah. Abuya Sayyid Muhammad pernah berpidato yang isinya: Rasulullah Saw dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal. Bagi orang-orang Arab dahulu bulan ini tak istimewa, tidak dimuliakan, bukan bulan yang diwajibkan puasa di dalamnya, bukan bulan ibadah, bukan bulan haji, bukan bulan umrah. Kenapa Rasulullah Saw tidak dilahirkan pada hari bersejarah seperti di bulan Muharam (Asyura')— dalam catatan sejarah, bulan Asyura' adalah bulan Allah Swt menyelamatkan Nabi Musa n dan menenggelamkan Fir'aun. Nabi Saw juga tak dilahirkan pada bulan Arafah (bulan Haji) di mana Nabi Ibrahim n melakukan wukuf. Rasulullah Saw dilahirkan pada bulan Rabi'ul Awal yang, mulanya, dianggap tak penting. <br />
<br />
Kenapa Rasulullah Saw dilahirkan di bulan Rabiul Awal? Allah Swt menghendaki keutamaan maupun kemulian Nabi Muhammad Saw bersifat mandiri (independen); tidak ada sangkut pautnya dengan seseorang. Seandainya Nabi Muhammad Saw dilahirkan pada bulan Asyura' atau Arafah, niscaya orang-orang mengira bahwa kemulian Nabi Muhammad Saw disebabkan bulan yang mulia. <br />
<br />
Di bulan ini, kaum Muslimin di seluruh belahan dunia memperingati Maulid Nabi Saw yang akhir-akhir ini sebagian kelompok Islam melarangnya bahkan mengklaimnya sebagai amalan yang menyimpang dari Islam. Padahal banyak ulama yang memperbolehkan peringatan Maulid Nabi Saw dan menganggapnya bukan perbuatan bid'ah.<br />
<br />
Dalil bolehnya Maulid yang paling jelas dan kuat adalah sebuah ayat Al-Qur'an; <br />
<div style="text-align: right;">
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا</div>
<i>“Katakanlah: “Dengan karunia Allah Swt dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira..” (QS. Yunus: 58)</i><br />
<br />
Ibnu Abbas menafsikan karunia dengan ilmu, sementara rahmat Allah adalah Rasulullah g. Penafsiran ini dipertegas oleh ayat lain yang berbunyi:<br />
<div style="text-align: right;">
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ </div>
<i>“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiya': 107) </i><br />
<br />
Acara maulid hanya sebuah wadah yang memang masuk kategori bid'ah (baca: bid'ah hasanah). Pembaca harus fokus pada muatan acaranya, jangan covernya saja. Acara maulid biasanya berisi: 1-pembacaan sifat-sifat Nabi Saw baik secara fisik maupun akhlaqnya. 2-  membaca salawat secara bersama. 3- membaca syair-syair pujian terhadap Rasul Saw yang didasari rasa cinta dan pengagungan. 4- berdoa dan memohon maghfirah pada Allah c. 5- memberi makanan dan sedekah.<br />
<br />
Bila isi maulid seperti yang disebutkan di atas, maka tidak ada alasan untuk memberinya label sebagai bid'ah sayyiah (bid'ah yang sesat). Kecuali bila acara tersebut memang diwarnai oleh kemungkaran dan perilaku maksiat, seperti minum minuman keras, percampuran antara pria dan wanita selain mahram dan sebagainya.<br />
Alasan kelompok anti maulid, biasanya, berdalih acara perayaan maulid hanya pemborosan dan menyia-nyiakan harta.<br />
<br />
Padahal setelah kita telisik di kutubus salaf tentang tabdzir (pemborosan) dijelaskan: menyalurkan harta pada sedekah dan berbagai jalur kebaikan, seperti pemberian makanan, pakaian, dan hadiah tidak termasuk mubadzir. Karena dalam hal ini ia bertujuan baik, yakni ingin memperoleh pahala dan bersenang-senang (lihat Hasyiah al-Jamal II/200). Oleh karenanya tidak heran jika para ulama berkata “Tiada berlebihan dalam kebaikan dan tiada kebaikan dalam berlebihan”<br />
<br />
Pun demikian, dalam konsep cinta: sang pencinta sejati akan mengorbankan semua yang dia punya demi kekasihnya. Ummat Nabi Saw yang luruh dalam cinta dan tenggelam dalam kerinduan yang maha dahsyat pada Rasulnya, tak memperdulikan pengorbanan harta benda bahkan nyawa sekali pun demi kekasihnya (Nabi g). Bila demikian, masih berlakukah apa yang disebut 'boros'?!<br />
<br />
*Alumni MMU 09 Tengginah dan PP. Sidogiri yang kini kuliah di STEI Tazkia Bogor jurusan Bisnis & Manajemen Islam </div>
<div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like>
<a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script>
<g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2015/01/tidak-ada-kata-mubadzir-dalam-merayakan.html' size='medium'></g:plusone>
<iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Tidak Ada Kata Mubadzir dalam Merayakan Maulid

Oleh: Rohmatullah Adny Asymuni* Pada bulan ini kita telah memasuki bulan Rabi'ul Awal, bulan kelahiran Rasulullah Saw pembawa risa...

Baca selengkapnya »

08.05

Perayaan Maulid: Ekepresi Cinta dan Pengagungan atas Nabi Saw

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYlc3FLZrimK2rfTy8s1eZfjtoSKcr9hpZzjqYo4_-Yx8gwp4EzlPWZNIM0djUnZ7yrrAdRgwiEmariVHOUUzo-o8zX3DM-kIB43-pCkO0bE1hCM0H34yYL6ygIo2OiWDYzqR__2T7f8O9/s1600/xmkp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYlc3FLZrimK2rfTy8s1eZfjtoSKcr9hpZzjqYo4_-Yx8gwp4EzlPWZNIM0djUnZ7yrrAdRgwiEmariVHOUUzo-o8zX3DM-kIB43-pCkO0bE1hCM0H34yYL6ygIo2OiWDYzqR__2T7f8O9/s1600/xmkp.jpg" width="320" /></a></div>
<br />Oleh: Ahmad Rahmatullah*<br /><br />Rasa gembira umat Islam atas lahirnya baginda Nabi Muhammad SAW sebagai pelita dunia, tak lain adalah dorongan dari gharizatun nau’ (rasa cinta dan kasih sayang pada orang lain). Hal ini wajar dialami manusia yang normal, selama bisa disalurkan dengan baik selaras dengan ketentuan syariat. Banyak cara untuk mensyukuri dan menyalurkan rasa cinta kita kepada Sang Baginda atas kelahirannya.<br /><br />Sebenarnya orang pertama yang merayakan dan memperingati Maulid adalah Baginda Nabi Muhammad SAW sendiri. Hal ini dibuktikan dalam nas-nas hadits shahih, salah satunya yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam kitab Shahihnya:<br />عن أبي قتادة الأنصاري رضي لله عنه أن رسول لله صلى لله عليه و سلم سئل عن صوم الاثنين ؟ فقال فيه ولدت وفيه أنزل علي<br /><br />Diriwayatkan dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin? Maka beliau menjawab: “di hari itu aku dilahirkan dan di hari itu pula wahyu diturunkan kepadaku” (HR. Imam Muslim no. 1162)<br /><br />Inilah nas yang shahih dan paling jelas tentang peringatan Maulid Nabi. Inilah bentuk pengagungan Rasulullah dan rasa syukur kepada Allah atas nikmat‐Nya. Beliau mengungkapkan pengagungan itu dengan cara berpuasa. Ini semakna dengan perayaan Maulid Nabi dalam bentuknya yang lain. Teknis (tata cara) dan bentuk peringatan masuk kategori ijtihadi, sementara ritual dan perayaan di dalamnya hendaknya dikembalikan pada asal hukumnya: kita bisa merayakan Maulid dengan berdzikir, bershalawat, bersyair dan mendengarkan sifat dan kisah tentang Nabi SAW. Ibnu Hajar pernah mengatakan:<br />وأما ما يعمل فيه فينبغي أن يقتصر فيه على ما يفھم الشكر تعالى من نحو ما تقدم ذكره من التلاوة والإطعام والصدقة وإنشاد شيء من المدائح النبوية والزھدية المحركة للقلوب إلى فعل الخيروالعمل للآخرة <br /><br />“Perkara yang dikerjakan di dalamnya [perayaan Maulid Nabi], hendaklah dibatasi pada sesuatu yang mengekspresikan rasa syukur kepada Allah ..., baik berupa tilawah (membaca al‐Qur’an), memberi makanan, bersedekah, melantunkan (menyanyikan) puji‐pujian nabawi dan (syair) tentang kezuhudan yang (bisa) menggerakkan hati untuk melakukan kebaikan dan beramal untuk akhirat”. [lihat: Husnul Maqshid Fi Amali Al‐Maulid]<br /><br />Ibnu Hajar Al‐Asqalani juga menegaskan bahwa Maulid merupakan bid’ah hasanah (bid’ah yang baik). Ungkapan syukur atas kelahiran (Maulid) Nabi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang telah disebutkan.<br /><br />Kelahiran Rasulullah adalah rahmat bagi semesta. Sudah selayaknya bagi kita umat Islam, yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW, turut bersyukur bersama dengan saudara sesama Muslim agar tercipta ukhuwah Islamiyah yang benar‐benar kuat, saling berbagi dan bersama‐sama menunjukkan rasa gembira atas kelahirannya. As-Suyuthi pernah menjawab sebuah pertanyaan tentang hukum Maulid Nabi, yang dengan tegas dijawab: akan mendapat pahala di sisi Allah. Berikut redaksinya:<br /><br />“Bagiku, Maulid pada dasarnya adalah berkumpulnya manusia untuk membaca beberapa ayat al‐Qur’an, meriwayatkan al‐Akhbar (hadits‐hadits) tentang permulaan sejarah Nabi dan tentang tanda‐tanda yang mengiringi kelahirannya. Kemudian disajikan hidangan bagi mereka sebelum mereka bubar. Jadi masuk bid’ah hasanah (bid’ah yang baik), orang yang merayakannya akan mendapat pahala. Karena di dalamnya ada unsur pengagungan terhadap kedudukan Nabi; sebuah ekspresi rasa gembira dan suka cita atas kelahiran Nabi Muhammad”.<br /><br />Bahkan Ibnu Taimiyah sendiri—yang dikultuskan oleh kalangan anti Maulid sebagai maha guru— dalam kitabnya “Iqtidha’ As‐Shirath Al‐ Mustaqim”, cet Dar Al‐Hadits, hal: 266, menyatakan:<br />“Sebagian orang akan mendapatkan pahala atas peringatan Maulid.... karena kecintaan dan penghormatan kepada Baginda Nabi Saw. Allah akan memberi pahala kepada mereka atas rasa cinta dan kegigihannya. Bukan atas bid’ah yang dilakukannya.”<br /><br />Redaksi ini semestinya bisa menyadarkan kalangan anti Maulid yang dengan fanatisme buta mengklaim Maulid sebagai bid’ah yang sesat. Selama perayaan itu diadakan atas dasar “cinta dan pengagungan pada Baginda Nabi Saw.” maka tak masalah, bahkan Allah akan memberikan pahala atas ekspresi itu. <br /><br />Adapun kekuatiran kalangan anti-Maulid bahwa ekspresi ini akan berujung pada “pengagungan ekstrem” layaknya umat Kristiani yang mengkultuskan nabi Isa as. sebagai anak Tuhan adalah mengada-ada. Hampir semua umat Nabi Saw. tak ada yang meyakini atau melakukan hal itu. Puja-puji dan pengagungan kaum Muslimin tak sebodoh itu: mereka tetap memposisikan Nabi sebagai utusan Allah yang istimewa. Bukan sebagai anak Tuhan. Ekspresi ini dilakukan oleh umatnya semata meniru pujian Allah dalam firmannya “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti luhur” (QS. Al-Qalam: 4). <br /><br />Jika Allah saja memuji Rasul, lantas di mana letak bid’ahnya? Memang ada yang perlu dikoreksi kembali terkait praktek Maulid yang terkadang terlalu boros, mewah-mewahan dan membuang duit secara mubazir. Karena banyak lembaga dan institusi Islam yang sangat membutuhkan donasi, misalnya. Tapi kenyataan ini, tetap tak bisa merusak hukum asalnya: perayaan Maulid secara syariat diperbolehkan, bahkan ada yang menyebutnya sunnah. Wallahu a’lam []   <br /><br /><i>*Alumni PP. Lirboyo, staf pengajar MAC PP. Nurul Cholil Demangan Barat</i><br /></div>
<div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like>
<a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script>
<g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2015/01/perayaan-maulid-ekepresi-cinta-dan.html' size='medium'></g:plusone>
<iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Perayaan Maulid: Ekepresi Cinta dan Pengagungan atas Nabi Saw

Oleh: Ahmad Rahmatullah* Rasa gembira umat Islam atas lahirnya baginda Nabi Muhammad SAW sebagai pelita dunia, tak lain adalah dorongan d...

Baca selengkapnya »

07.54

Harlah NU ke 89 dan Maulid Nabi Saw

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcAO7RM57U2rY_7R0JjR6WNbKl7u5wpBaUf041NzQmMKk5N_vHei-OGD35sUJVqXaSBVWN7sUfshyphenhyphenzlSWzTXH1i1snOHxj0qLXsOjIwnRGYarYc60C0HjcaAfrE8JHJd1kEHxainuzg5m9/s1600/IMG-20150108-WA0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcAO7RM57U2rY_7R0JjR6WNbKl7u5wpBaUf041NzQmMKk5N_vHei-OGD35sUJVqXaSBVWN7sUfshyphenhyphenzlSWzTXH1i1snOHxj0qLXsOjIwnRGYarYc60C0HjcaAfrE8JHJd1kEHxainuzg5m9/s1600/IMG-20150108-WA0001.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b>GLISGIS </b>(5/1/2015) MWC NU Pakong memperingati hari kelahiran organisasi terbesar di Indonesia, NU, ke 89 yang dikemas dalam acara Maulid Nabi Saw. Acara yang dilaksanakan di dusun Pao Golek desa Glisgis ini menghadiri Dai kondang asal Jember, Dr. KH. Syamsul Arifin, MHI dan beberapa pengurus cabang NU Bangkalan, seperti R.KH. Fakhrillah Aschal dan KH. Makki Nasir.</div>
<div id='fb-root'></div><script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1'></script><fb:like font='' href='' layout='button_count' send='true' show_faces='false' width='450'></fb:like>
<a class='twitter-share-button' data-count='horizontal' data-via='User Name' href='http://twitter.com/share'>Tweet</a><script src='http://platform.twitter.com/widgets.js' type='text/javascript'></script>
<g:plusone href='http://aswajanucenter.blogspot.com/2015/01/harlah-nu-ke-89-dan-maulid-nabi-saw.html' size='medium'></g:plusone>
<iframe class='twitterx-follow-button' frameborder='0' scrolling='no' src='http://platform.twitter.com/widgets/follow_button.html#_=1319978796351&align=&button=blue&id=twitter_tweet_button_0& lang=ID&link_color=&screen_name=Flady313 &show_count=&show_screen_name=&text_color=' style='width: 250px; height: 20px;' title='Follow @FladyNasrulloh '></iframe>

Harlah NU ke 89 dan Maulid Nabi Saw

GLISGIS (5/1/2015) MWC NU Pakong memperingati hari kelahiran organisasi terbesar di Indonesia, NU, ke 89 yang dikemas dalam acara Mau...

Baca selengkapnya »

08.34

Download Buletin Kiswah Edisi 03 Robiul Awal 1436

Konsep Sifat 20 Mazhab Asy’ari Bukan Membatasi Kesempurnaan Tuhan

Tidak Ada Kata Mubadzir dalam Merayakan Maulid

Perayaan Maulid: Ekepresi Cinta dan Pengagungan atas Nabi Saw

Harlah NU ke 89 dan Maulid Nabi Saw

Entri Populer

Arsip Blog