Oleh: Tâjuz Zuhud | Asisten Direktur Aswaja NU Center Pakong

Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan puasa sunah yang dianjurkan dalam Islam khusus bagi yang tidak melaksanakan ibadah Wukuf di Arafah pada siang hari. Dua puasa yang dihelat setiap bulan Dzul Hijjah ini memiliki dalil yang kuat dari Hadits Nabi Saw. Berikut pemaparan singkatnya;

Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah dilaksanakan tepat pada tanggal 8 Dzul Hijjah atau dua hari pra Hari Raya Idul Adha. Puasa ini berdasarkan hadis Nabi Saw yang telah dikutip oleh Imam as-Suyuti dalam al-Jami'nya dan al-Muttaqi dalam Kanzul Ummalnya:

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ
 (أبو الشيخ ، وابن النجار عن ابن عباس)

"Puasa hari Tarwiyah menghapus dosa satu tahun dan puasa Arafah menghapus dosa dua tahun"

Meski ada sebagian ulama yang memvonis hadis ini dhaif, namun mereka sepakat diperbolehkannya mengamalkan hadis dhaif dalam hal fadhailul a'mal (memperoleh kebaikan).

Selain itu ada dua hadis shahih yang cukup dijadikan pijakan untuk dilegalkannya berpuasa Tarwiyah, seperti hadis dari Ibnu Abbas berikut ini:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ، يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْر. (رواه  البخاريِ).

"Tidak ada hari yang didalamnya terdapat amal saleh yang lebih dicintai Allah kecuali pada sepuluh hari ini (maksudnya 10 hari bulan Dzul Hijjah). (HR. Bukhori)

Serta hadis riwayat Imam Ahmad dan an-Nasa'i berikut ini:

عن حفصة قالت : أرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدْعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ صِيَام عَاشُوْرَاءَ والعَشْر وثَلَاثَة أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْر والرَّكْعتَيْنِ قَبْلَ الغَدَاة. (رواه احمد والنسائي)ِ

"Dari Hafsah Ra: Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah Saw. yaitu puasa Asyura (10 Muharram), sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, tiga hari setiap bulan dan dua rakaat sebelum pagi".

Dua hadis di atas menunjukkan bahwa puasa Tarwiyah disunnahkan sebab termasuk amal saleh yang dianjurkan di sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah. Sebab kita tidak menyangsikan lagi bahwa puasa sunah merupakan amal saleh yang begitu dianjurkan oleh Nabi Saw. sebgaimana disebutkan dalam hadis shahih yang dikutip oleh Imam al-Bujairimi berikut ini:

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بَاعَدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا. (رواه بخاري و مسلم)

"Siapa saja yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjaukan dirinya dari api neraka selama (perjalanan) tujuh puluh tahun"

Puasa Arafah
Satu hari sebelum melangsungkan salat sunah Idul Adha, tepatnya pada tanggal 9 Dzul Hijjah, kita umat muslim masih diperintah untuk melaksanakan puasa sunah yang lebih dikenal dengan sebutan puasa Arafah.

Keistemewaan puasa Arafah daripada yang lain memang tidak diragukan lagi. Sebab pahalanya mampu menghapus dosa selama dua tahun. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis shahih riwayat Imam Muslim yang sekaligus merupakan dalil disunnahkan puasa Arafah:

 صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَاَلَّتِي بَعْدَهُ. (رواه مسلم)

"Puasa pada hari arafah dapat menghapus dosa selama satu tahun yang sudah lalu dan satu tahun yang akan datang"

Menurut hemat Imam al-Bujairimi dalam kitabnya Hasyiyah Bujairimi alal Khatib, jika orang tersebut tidak memiliki dosa, maka akan dilipatgandakan kebaikannya.

Mengenai penghapusan dosa satu tahun yang lalu dan akan datang telah dijelaskan oleh Imam al-Mawardi bahwa yang dimaksud satu tahun yang lalu adalah pengampunan dosanya selama satu tahun yang silam, namun untuk tahun yang akan datang dia akan dijaga agar tidak berbuat dosa.

Begitu jelas kiranya bahwa dua puasa tersebut memiliki dalil yang kuat, sehingga kita tidak perlu menggubris mereka yang ngotot mengatakan puasa tersebut adalah bid'ah yang sesat. Wallahu a'lam.
 
Telah dibaca kali

Terakhir
Maaf gak ada lagi.
Sebelumnya
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar

 
Aswaja NU Center Pakong - Buletin Kiswah © 2015. Powered by Sumberpandan.com
Atas